If I Die |
Gue punya teman. Saat pertamakali lu liat dia, dia tuh kayak es
krim, manis dan lembut. Tapi, ternyata ... dia bukan es krim. Dia ekstrem!
"Lagi nonton apa?" Gue berbinar memandang
wajah bulat dengan pipi tembengnya.
"Lagi nonton youtube." Dia mengarahkan android
dengan layar buram karena anti goresnya tidak diganti selama 4 tahun. Lalu
melihat tontonan yang membuat si mata bening ini larut. Gue langsung menelan ludah. Bergerak mundur. Seketika menggeleng.
"Kenapa?"
"Kesukaanmu, lho!"
"Kenapa emangnya?" Dia menggaruk kepala.
"Kamu berani banget lihat begituan. Gak takut lihat
video-video begituan?"
Gadis bermata bulat itu menggeleng kecil. Dia tertawa kecil.
"Kenapa takut? Kita juga akan begini."
"Iya... tapi belum saatnya! Perjalanan kita masih
panjang, Diandra ...."
"Hmm, kelihatannya begitu---"
"Tuh, kamu paham. Kamu berhenti deh nonton-nonton begituan."
Dia hanya tersenyum abai. Benar-benar perempuan kepala batu!
"Justru dari sini, kita akan belajar untuk berhati-hati,
bersyukur, dan menghargai waktu."
"Mengerikan! Menonton video sakau. Sakaratul maut,
matanya ada yang keangkat ke atas, sampai hilang pupilnya. Ada yang kayak
kecekik, salto, ada yang gigit lidah. Seram banget! Apalagi lagu-lagumu itu loh! Omaigat ... selimut putih, kain kafan, malaikat israil memanggil, orang kaya mati,
orang miskin mati. Sekali-sekali gitu kamu nikmatin hidup! Jalan-jalan, ke bioskop, denger
musik, nonton drama korea, ya, seperti cewek-cewek normal lainnya ...." Gue ngelirik dia penuh harap.
Dia menghela napas. "Aku sibuk. Waktuku begitu berharga
hanya untuk have fun. Aku takut mati saat nonton drakor, atau sambil nyanyi-nyanyi
kayak orang kesurupan gak jelas, atau jalan-jalan. Kan aku gak mau kalo sakaratul maut nyebutnya entah apa yang merasukimu, atau nanti yang ditanya sama malaikat kan bukan siapa personil BTS favoritmu! Atau kau gunakan apa masa mudamu? Nonton drakor Om, Hotel De Luna, Tale Of Nokdu, Vagabond, dan kawan-kawan---"
"Hidupmu boring banget."
"Biarlah anjing menggonggong kafilah berlalu."
"Apa?! Gue anjinggg?!"
Dia tertawa. Matanya menyipit. Dan gue hanya bisa diam saja. Shit! Harusnya gue marah!
"Udah, ya. Aku mau siap-siap. Hari ini aku agenda---"
"Agenda apa?"
"Ngafanin jenazah."
Gue batuk-batuk lalu menatapnya. "Serius?"
Dia tersenyum lagi dan mengangguk sembari membereskan buku-bukunya di
atas meja, lalu dimasukkannya ke ransel merahnya. "Kenapa? Kamu mau dikafanin?"